JAKARTA, Bunda Kekinian - Kain - kain tradisional Indonesia atau wastra Indonesia kini sudah semakin sering dibawa ke gelaran fesyen internasional.
Tak hanya mengokohkan esksistensi di kancah global, tapi karya - karya itu juga berkesempatan besar menjadi bagian dari tren fesyen dunia.
Perancang Busana Indonesia sekaligus Founder Batik Chic, Novita Yunus mengatakan, saat ini dunia masih mengacu ke negara timur terkait tren motif atau pattern.
Inilah yang membuat eksistensi batik dan tenun Indonesia menjadi semakin luas.
Baca juga: Saat Sandal Jepit Pun Jadi Tren Fesyen Millenial...
Mengenai motif kain tradisional yang akan menjadi tren global, menurut Novita, hal itu tergantung dari daerah mana yang mau dieksplorasi.
Namun pertimbangan lainnya adalah, kain dan motif yang ditonjolkan juga bergantung pada brand.
Batik Chic misalnya, karena lebih banyak menggarap segmen anak muda maka akan lebih menonjolkan warna - warna cerah, serta desain baju yang praktis dan sederhana.
Seperti Jelang Tahun Baru Imlek, Batik Chic menggarap koleksi dengan tema Imlek menggunakan batik Cirebon dan Lasem.
Sedangkan persiapan untuk mengikuti Amazon Fashion Week Tokyo, Novita melalui koleksi premiumnya yang bertitel "Novita Yunus" akan mengkolaborasikan dua teknik, yakni shiburi (teknik dari Jepang) dan batik.
Penyesuaian juga mesti dilakukan jika pameran bertepatan dengan musim di suatu negara.
"Tetap kita ikuti tren dunia tapi juga tetap cari dan eksplor batik - batik yang kira - kira bisa matching ke tren tersebut dan masih diminati," tutur dia.
Baca juga: Tampil Unik dan Nyeni dengan Busana Kolaborasi Fesyen dan Seni Rupa
Dari : Kompas
Bunda Kekinian Wanita Bunda Kekinian
Tak hanya mengokohkan esksistensi di kancah global, tapi karya - karya itu juga berkesempatan besar menjadi bagian dari tren fesyen dunia.
Perancang Busana Indonesia sekaligus Founder Batik Chic, Novita Yunus mengatakan, saat ini dunia masih mengacu ke negara timur terkait tren motif atau pattern.
Inilah yang membuat eksistensi batik dan tenun Indonesia menjadi semakin luas.
2018, Kain Tradisional Diprediksi Makin Eksis di Kancah Global (Sumber Gambar : KOMPAS) |
2018, Kain Tradisional Diprediksi Makin Eksis di Kancah Global
"Apalagi yang desainnya bagus, akan tetap eksis di 2018," ujar Novita kepada Bunda Kekinian Lifestyle saat ditemui di Creative Biz Forum akhir pekan lalu.Baca juga: Saat Sandal Jepit Pun Jadi Tren Fesyen Millenial...
Mengenai motif kain tradisional yang akan menjadi tren global, menurut Novita, hal itu tergantung dari daerah mana yang mau dieksplorasi.
Bunda Kekinian
Novita melihat, motif yang akan cenderung dilihat adalah yang lebih geometris, sederhana, dan memiliki warna monokrom.Namun pertimbangan lainnya adalah, kain dan motif yang ditonjolkan juga bergantung pada brand.
Batik Chic misalnya, karena lebih banyak menggarap segmen anak muda maka akan lebih menonjolkan warna - warna cerah, serta desain baju yang praktis dan sederhana.
Bunda Kekinian
Hal lainnya yang mesti disesuaikan saat hendak mengangkat kain tradisional ke tingkat internasional adalah mengenai tren musim, serta lokasi tempat busana tersebut dipamerkan.Seperti Jelang Tahun Baru Imlek, Batik Chic menggarap koleksi dengan tema Imlek menggunakan batik Cirebon dan Lasem.
Sedangkan persiapan untuk mengikuti Amazon Fashion Week Tokyo, Novita melalui koleksi premiumnya yang bertitel "Novita Yunus" akan mengkolaborasikan dua teknik, yakni shiburi (teknik dari Jepang) dan batik.
Penyesuaian juga mesti dilakukan jika pameran bertepatan dengan musim di suatu negara.
"Tetap kita ikuti tren dunia tapi juga tetap cari dan eksplor batik - batik yang kira - kira bisa matching ke tren tersebut dan masih diminati," tutur dia.
Baca juga: Tampil Unik dan Nyeni dengan Busana Kolaborasi Fesyen dan Seni Rupa
Dari : Kompas
Bunda Kekinian Wanita Bunda Kekinian
2018, Kain Tradisional Diprediksi Makin Eksis di Kancah Global
Reviewed by Unknown
on
Selasa, Oktober 14, 2014
Rating: